Di tengah meningkatnya suhu politik tanah air, masyarakat kembali dihadapkan pada pemandangan kontras : rakyat berjuang dengan tekanan ekonomi, sementara sebagian elite politik larut dalam drama perebutan kekuasaan dan pencitraan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar : ke mana arah bangsa ini akan dibawa, dan siapa yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat ?
Realitas ini bukan sekadar cerita sesaat, tetapi refleksi mendalam tentang kepemimpinan dan amanah. Indonesia adalah negeri yang kaya raya dengan sumber daya alam melimpah, namun rakyat masih sering kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Ironisnya, alih-alih fokus pada solusi riil, sebagian pemimpin justru lebih sibuk memperlihatkan flexing jabatan, gaya hidup mewah, dan panggung politik yang sarat pencitraan.
Kepemimpinan dan Amanah
Rasulullah SAW bersabda : “ Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. ” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa kepemimpinan bukan sekadar kedudukan, tetapi amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Namun dalam kenyataan, tidak sedikit pemimpin—baik di pusat, daerah, maupun wakil rakyat di parlemen yang gagal memahami esensi amanah. Alih-alih menjadi penyambung aspirasi, sebagian justru terjebak dalam politik transaksional dan keputusan yang tidak berpihak pada rakyat. Kekayaan negara yang luar biasa sering hanya menjadi bahan perebutan segelintir kelompok, bukan alat untuk membangun kesejahteraan bersama.
Moralitas dan Hijrah Kolektif
Kondisi ini menuntut kita semua melakukan hijrah kolektif, bukan hanya rakyat jelata, melainkan terutama para pemimpin. Hijrah dari arogansi menuju kerendahan hati, dari pencitraan menuju kerja nyata, dari kepentingan kelompok menuju pengabdian untuk rakyat.
Teladan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW menjadi pijakan penting. Beliau tidak hanya seorang kepala negara, tetapi juga sosok yang mengutamakan kesederhanaan, kejujuran, dan kasih sayang terhadap umat. Begitu pula para negarawan dunia yang dihormati karena keberpihakan mereka pada rakyat, bukan karena kekayaan atau pencitraan kosong.
Solusi dan Harapan untuk Bangsa
Jika fenomena politik saat ini hanya melahirkan kebijakan yang menekan rakyat, maka jalan keluar harus ditemukan bersama. Beberapa langkah yang bisa menjadi solusi antara lain :
- Kepemimpinan berbasis Amanah
Pemimpin di semua level harus kembali ke prinsip dasar: kekuasaan adalah amanah. Perlu peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah serta mekanisme pengawasan publik yang kuat agar tidak ada ruang untuk budaya korup dan flexing kekuasaan.
- Ekonomi kerakyatan inklusif
Peningkatan jiwa entrepreneur di seluruh lapisan masyarakat, pemberdayaan UMKM, petani, nelayan, dan pekerja sektor informal harus diperkuat dan diberikan regulasi-regulasi yang akan mendukung pengembangan dan percepatannya
- Ruang partisipasi pemuda
Generasi muda adalah energi perubahan. Forum resmi seperti Dewan Pemuda Nasional bisa menjadi ruang menyerap aspirasi dan ide mereka secara struktural.
- Revolusi moral dalam Pendidikan
Sistem pendidikan formal dan informal harus menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti, kejujuran dan integritas lebih diutamakan untuk mendorong pencapaian akademik. Lahirnya generasi emas yang cerdas sekaligus berakhlak adalah syarat bangsa ini bisa bangkit.
- Transparansi dan pemberantasan korupsi
Penguatan Lembaga dan unit-unit yang dibentuk di semua level keperintahan untuk antikorupsi dan keterbukaan data publik mutlak dihidupkan, dilakukan dan bukan sekedar menjadi symbol, award atau sistem yang bisa dibeli untuk menutup ruang bagi kepentingan sempit dan politik transaksional.
Optimisme untuk Masa Depan
Bangsa ini sedang berada di persimpangan jalan. Jika para pemimpin terus terjebak dalam drama politik dan flexing, maka rakyat akan semakin terpuruk. Tetapi jika terjadi hijrah kolektif menuju amanah, kerja nyata, dan kepemimpinan yang berpihak, maka kekayaan negeri ini akan benar-benar menjadi berkah bagi semua.
Optimisme itu tetap ada, terutama dari semangat generasi muda yang terus bersuara melalui berbagai saluran. Mereka adalah cermin harapan bangsa, bahwa perubahan sejati bukanlah mimpi. Dengan tekad kolektif, nilai moral dan religius sebagai kompas, serta keberanian untuk melawan arus kepentingan sempit, Indonesia bisa menegakkan keadilan sosial dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar dunia.
Ditulis Oleh : Drh Sarastina, MP