Jakarta, 6 Mei 2025 – Sejak 1866, Nestlé sebagai perusahaan dengan portofolio merek terkemuka di dunia senantiasa berkomitmen pada keberlanjutan. Sebagai bagian dari komitmen global untuk mengurangi emisi karbon hingga 50% pada 2030, tahun ini PT Nestlé Indonesia terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asia Oceania Africa (AOA) Fresh Milk Sourcing Workshop 2025.
Kegiatan ini akan berlangsung selama satu minggu penuh mulai dari 5–13 Mei 2025 di Malang, Jawa Timur, yang dihadiri peserta dari lebih dari delapan negara di kawasan Asia, Oceania, dan Africa, termasuk perwakilan dari Global Nutrition Business Unit dan R&D Agriculture. Lokakarya ini bertujuan untuk mengangkat kolaborasi antara para peternak dan Nestlé dalam melakukan transformasi praktik peternakan sapi perah menjadi lebih tangguh, regeneratif, memiliki jejak karbon yang rendah, serta menyatukan peta jalan pengembangan peternakan susu dalam mendukung komitmen Net Zero.
Materi dan Kegiatan Lokakarya
Materi lokakarya tahun ini mencakup standar terbaru Fresh Milk Sourcing yang diinisiasi oleh Nestlé Global, mulai dari:
-
Penerapan Regenerative Agriculture
-
Human Rights
-
Youth & Agripreneurship Framework
Selain sesi lokakarya, peserta juga akan:
-
Mengunjungi mitra peternak sapi perah rakyat di Malang untuk belajar tentang manure management system
-
Mengunjungi fasilitas produksi susu PT Nestlé Indonesia di Pabrik Kejayan
-
Mengikuti Soil Health Training sebagai penutup acara
Apresiasi Pemerintah Indonesia
Pembukaan lokakarya dihadiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia yang diwakili Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan Karsan, S.Sos., M.M, Beliau menyampaikan bahwa , “Susu adalah salah satu komoditas pangan strategis yang berperan dalam meningkatkan gizi, mendukung kesehatan, serta menggerakkan roda ekonomi sektor peternakan dan industri olahan. Saat ini ketersediaan susu di Indonesia masih ditopang dengan impor, mengingat peternak baru mampu memenuhi 20% kebutuhan susu nasional. Di tengah tantangan yang ada, seperti fluktuasi produksi dan ketergantungan impor, kita perlu solusi yang terstruktur untuk meningkatkan kapasitas produksi lokal, membangun kemitraan yang lebih kuat antara peternak dan industri pengolahan, serta memperkuat ekosistem pendukung, mulai dari distribusi hingga kebijakan tarif dan insentif. Kami mengapresiasi peran Nestlé Indonesia yang telah menjalin kemitraan dengan peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur sejak 1975.”
Saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor karena peternak lokal baru mampu memenuhi 20% kebutuhan nasional. Diperlukan solusi terstruktur dan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan rantai pasok susu segar yang efisien, inklusif, dan berkelanjutan.
Komitmen Nestlé terhadap Keberlanjutan
Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia menyampaikan:
“Tahun ini genap 50 tahun, PT Nestlé Indonesia bermitra bersama peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur. Hadirnya AOA Fresh Milk Sourcing Workshop 2025 ini menjadi motivasi untuk tetap konsisten dan berkomitmen pada pengadaan bahan baku yang berkelanjutan.”
Nestlé juga memulai kemitraan dengan peternak sapi perah rakyat di Jawa Tengah untuk pasokan bahan baku susu bagi Pabrik Bandaraya.
Dukungan Kementerian Perindustrian
Merrijantij Punguan Pintaria, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian RI, menyatakan:
“Saat ini kebutuhan bahan baku industri susu di Indonesia mencapai 4,4 juta ton, dan 80% masih impor. Diperlukan sinergi antara peternak, koperasi, dan industri pengolahan susu. Kami berharap PT Nestlé Indonesia terus berinovasi dan memperkuat program kemitraan.”
Inovasi dan Dukungan untuk Peternak
Antonio Prochilo, Technical Director PT Nestlé Indonesia, menyatakan bahwa pengadaan bahan baku lokal seperti susu segar merupakan komitmen jangka panjang. Nestlé:
-
Telah membangun 8.700 unit kubah biogas
-
Mendukung 2.000 peternak dalam pengelolaan limbah slurry
-
Mendistibusikan lebih dari 5.000 kg cacing dan 150.000 plantlets tanaman legume sejak 2022
Terobosan dan Edukasi Berkelanjutan
Sejalan dengan komitmen kuat Nestlé Indonesia untuk melakukan pengadaan susu segar lokal, Nestlé secara konsisten membantu jaringan peternak dalam membangun mata pencaharian yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Hingga saat ini, Nestlé telah membangun lebih dari 8.700 unit kubah biogas untuk mengubah kotoran sapi menjadi energi terbarukan, mendukung lebih dari 2.000 peternak dalam pengelolaan limbah slurry untuk pertanian, pembuatan kompos, serta produksi vermikompos melalui distribusi lebih dari 5.000 kg cacing. Sejak 2022, Nestlé juga telah mendistribusikan lebih dari 150.000 plantlets atau tanaman legume (multispecies) untuk mendukung praktik pertanian regeneratif.
Syahrudi, Sustainable AgriService Advisor PT Nestlé Indonesia, menambahkan:
“Nestlé tidak hanya aktif memberikan pelatihan dan pendampingan teknis, tetapi juga mendorong praktik keberlanjutan melalui kampanye ‘JAGA 3S’: Jaga Susu, Jaga Sapi, dan Jaga Semesta.”
Nestlé juga membagikan terobosan seperti kandang tertutup (close barn) untuk meningkatkan kenyamanan sapi dan kualitas susu. Saat ini, sudah ada 50 unit close barn yang dibangun.
Pemberdayaan Generasi Muda
Nestlé juga menjalankan program edukasi dan pelatihan skala nasional dan global:
-
Nestlé Needs Youth
-
Nesternship (bagi mahasiswa)
-
SETARA Internship (untuk talenta disabilitas)
-
Nestlé Management Trainee
-
Agripreneurship (untuk mencetak generasi peternak muda)
Tentang Nestlé Indonesia
Nestlé Indonesia didirikan tahun 1971 dan mempekerjakan sekitar 3.100 karyawan. Memiliki 4 pabrik di Indonesia yang memproduksi merek terkenal seperti:
-
BEAR BRAND
-
DANCOW
-
MILO
-
NESCAFÉ
-
LACTOGROW
-
CERELAC
Pada 2021, Nestlé Indonesia memperingati 50 tahun di Indonesia dan berkomitmen terus maju bersama Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan komunitas.
Kontak Media:
Elizabeth Wairatta
PR Manager – PT Nestlé Indonesia
📧 elizabeth.wairatta1@id.nestle.com
📧 nestle.indonesia@id.nestle.com